Tulisan-tulisan yang ada di dalam blog ini dibuat dengan bersusah payah. Hargailah dengan TIDAK meng-COPY/PASTE.

Sabtu, 02 Januari 2010

HILANGNYA (part 2 of 3)

Silau cahaya matahari membangunkanku. Pandanganku masih samar-samar. Ku coba untuk mengingat apa yang terjadi.
Waktu itu air menerjangku dan aku tergulung oleh gelombang. Setelah itu...
LautanKata
"Dimana aku?" Gumamku.
Aku kebingungan. Ku lihat sekelilingku. Sebuah ruang yang megah dan luas. Penuh dengan barang-barang berharga dan berkilau seperti emas.
Ini sebuah kamar, seruku dalam hati. Baru ku sadari aku berada ditempat tidur berukuran besar. Aku semakin bingung.

"Kamu sudah sadar, ya?" Kata seseorang yang masuk ke dalam kamar. Sepertinya suara wanita.
Aku menoleh ke pintu...

Seketika aku langsung terpana seakan melihat sesuatu yang sangat-sangat luar biasa. Seorang wanita muda yang kecantikannya tak terlukiskan masuk ke dalam ruang dan mendekat. Dia tersenyum melihatku yang memandangnya takjub.
"Bagaimana keadaanmu?" Tanyanya setelah duduk di pinggir kasur.
"Eh...!!!" Aku kaget karena masih takjub.
Dia tersenyum. Bisa ku pastikan senyumannya bisa membuat takluk semua lelaki.
"Keadaanmu sudah membaik, kan? Kamu tak sadar 3 hari, lho!"
"Ya, eh, ya, aku sudah baikkan kok," kata ku terbata-bata.
Dia melangkah menuju lemari dan mengambil satu stel pakaian. Memberikan kepadaku.
"Pakaian yang kau kenakan sebelumnya tak layak pakai. Jadi pakai itu saja," ujarnya. Aku tersadar, tak mengenakan apa pun di balik selimut.
"Bisa tolong keluar sebentar!" Pintaku. Kali ini aku sudah bisa mengendalikan diri.
Dia melangkah, tapi tidak keluar. Melainkan ke jendela. "Berpakaianlah! Aku tak akan mengintip."

Aku segera mengenakan pakaian. Model pakaian yang kupakai begitu juga olehnya, terasa aneh. Seperti di film-film yang bercerita tentang kisah-kisah kerajaan kuno. Ah! Sudahlah, masa bodoh lah! Dari pada telanjang.
LautanKata
Setelah itu wanita muda nan cantik yang belakangan ku ketahui bernama Dewi, mengajakku berkeliling.

Lingkungan sekitar terlihat sangat indah. Bentuk rumahnya model kuno dan yang terbesar rumah milik Dewi. Sepertinya dia anak dari pemimpin disini.
Dewi memberitahuku, tempat ini adalah sebuah pulau. Sekelilingnya dibatasi tebing tinggi dan curam. Disalah satu sisi pulau ada danau yang belakangan kuketahui adalah laut yang masuk ke dalam tebing melalui sebuah gua. Dan pantainya berpasir putih. Sangat indah.

Tiga hari sudah aku berada di pulau yang tak ku kenali itu. Aku bertemu ayah dan ibunya Dewi yang memang pemimpin(lebih tepatnya raja) di pulau ini. Aku di berlakukan sebagai tamu istimewa.
Pada hari keempat Dewi mengajakku mengambil air suci untuk upacara adat bersama dengan para pengawal. Kami keluar dari Pulau Nirwana(nama pulai indah ini) melalui gua. Dan dengan menggunakan kapal. Di luar gua terbentang lautan luas. Kami menuju pulau kecil yang tak terlalu jauh. Hanya berjarak lima ratus meter.

Pulau kecil ini seperti tak asing bagiku. Pulau berbentuk bukit dengan pantai bertebing. Kami berhenti di pantai yang landai dan naik kepulau untuk mengambil air suci yang keluar dari celah-celah sebuah batu besar. Aha! Aku ingat. Ini pulau Ikan Kecil. Lalu pulau Nirwana itu?
Aku melihat ke arah pulau Nirwana itu. Ada dan nyata sekali. Bukankah di sekitar pulau Ikan Kecil tidak ada pulau lain?

Dewi dan para pengawal yang sudah mengambil air segera menuju kapal.
"Kalian ini sebenarnya siapa dan apa?" Pertanyaanku menghentikan mereka.
"Kamu ini ngomong apa sih, Di?" Dewi bertanya balik.
"Kalian ini siapa?"
"Apa maksud dari pertanyaan tuan Udi?" Tanya salah seorang pengawal.
"Sudah! Cukup! Hentikan semua ini!" Teriakku.
LautanKata
Aku perlahan menjauhi mereka. Tapi, sial bagiku. Kakiku tersandung dan membuatku terjatuh. Kepalaku membentur batu. Ku rasakan darah mengalir dari kepalaku. Pandanganku kabur. Semakin lama semakin gelap, gelap dan gelap.

(Part 1, Part3)

Oleh Jannu A. Bordineo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah yang santun dan sesuai dengan isi tulisan.