Tulisan-tulisan yang ada di dalam blog ini dibuat dengan bersusah payah. Hargailah dengan TIDAK meng-COPY/PASTE.

Jumat, 26 April 2019

[Ulasan] Tentang Kesukaanku pada Shingeki no Kyojin

Sampul volume/jilid 1 Shingeki no Kyojin edisi bahasa Indonesia. (Foto: dokumen pribadi)
Tentang Kesukaanku pada Shingeki no Kyojin
Ulasan oleh Jannu A. Bordineo

Harus kita akui, manga dan anime adalah dua produk budaya pop Jepang yang disukai di mana-mana. Di seluruh dunia, juga di Indonesia. Aku yang tumbuh besar di era ketika televisi di minggu pagi dikuasai oleh kartun-kartun Jepang, pun tidak luput menggandrungi.
lautankata.com
Di masa itu, judul yang paling ditunggu-tunggu adalah Dragon Ball. Aku rasa waktu itu tidak ada bocah laki-laki yang tidak menyukai judul legendaris ini, dan dengan hebohnya memperagakan jurus Kamekameha yang ikonis itu.

Meski Dragon Ball adalah anime kesukaanku semasa kecil, judul ini bukanlah yang paling kusuka. Aku bahkan tidak mengikuti adaptasi anime terbarunya. Sebagai tambahan informasi saja, aku belum tenggelam dalam dunia manga-anime sampai empat tahun belakangan (dari tahun 2015). Sebelum itu, yang kutahu hanya judul-judul besar yang mainstream dan pernah ditayangkan di televisi nasional seperti Captain Tsubasa, HunterxHunter, One Piece, Naruto dan tentu saja Dragon Ball.

Jadi, manga-anime apa yang paling kusuka?
lautankata.com
Jawabannya adalah Shingeki no Kyojin atau dalam bahasa Inggris, Attack on Titan.

Sebenarnya Shingeki no Kyojin (selanjutnya akan ditulis SnK) juga merupakan judul besar yang telah menjadi mainstream. Namun, aku termasuk terlambat tahu dan menonton/membacanya bahkan setelah aku mulai menyelami dunia manga-anime.

Jadi, apa yang membuat SnK menjadi manga-anime paling kusuka?

Kalau aku ditanya begitu, jawabannya sederhana: bagus. Sudah itu saja.
Tenang Saudara-saudara!
Oke, tenang saudara-saudara. Kalian membaca sejauh ini bukan untuk mendapatkan itu saja. Akan aku jabarkan.
lautankata.com
Yang paling utama yang menjadikan SnK manga-anime paling kusuka adalah kedalaman cerita dan penyampaian ceritanya. Cerita SnK sangat kompleks, serius sekaligus realistis—edisi bahasa Indonesia manga ini bahkan diberi rating dewasa oleh penerbitnya. Kekompleksan cerita dapat kita lihat dari motif dibalik setiap tindakan yang dilakukan para tokohnya. Tokoh yang disebut "musuh", yang telah melakukan perbuatan yang luar biasa jahat, bisa mengubah penilaian kita terhadap dirinya ketika diperlihatkan sudut pandangnya. Oke, perbuatan jahatnya tetaplah jahat, dan tak termaafkan. Namun, kita akan diperlihatkan betapa tidak berdayanya si musuh itu dalam menghadapi keadaan yang membuatnya harus melakukan perbuatan yang bahkan berdampak langsung pada psikologi dirinya sendiri sampai-sampai dia berharap untuk mati dibunuh saja. Dan jangan salah, perbuatan jahat ini pun tidak sebatas dilakukan oleh "musuh" saja. Ya, pada akhirnya si lakon melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan musuhnya dulu.

Serius dan realistis terkait langsung dengan penyampaian ceritanya. Tema yang kelam penuh kengerian disajikan dengan baik sehingga nuansa keputusasaan itu begitu terasa. Ceritanya juga fokus pada alur yang berjalan cepat dan padat, tanpa ada filler yang tidak perlu atau fanservice yang mengganggu. Bahkan kilas balik sejarah Perang Besar Titan (versi keluarga pemegang Titan Palu Perang, keluarga Tybur) disajikan dengan apik dalam sebuah panggung pertunjukan dalam rangka deklarasi perang terhadap Pulau Paradis—pulau tempat tokoh utamanya tinggal. Adaptasi animenya pun bersetia pada manganya, bahkan aku dengar anime di musim ketiga-nya ada perbaikan alur yang diarahkan langsung oleh Bang Haji (Isayama Hajime, pengarangnya).
lautankata.com
Ke-realistis-an cerita juga terkait dengan penyampaian cerita. Apa yang terlintas dipikiran kalian mengenai perang antara manusia melawan gergasi (KBBI: raksasa besar, suka makan orang) yang nyaris tidak bisa mati? Ya, tidak imbang. Hasilnya, pertempuran yang brutal berdarah-darah. Dan ini digambarkan terang-terangan di SnK, bahkan ketika perangnya sudah bergeser menjadi antarmanusia karena dalang dibalik Kyojin tidak lain manusia juga. Mau bagaimana lagi? Namanya juga perang. "Apa boleh buat…," kalau kata Eren Yeager.

Oleh sebab itu, ada yang bilang SnK termasuk gore (cerita sadis—penuh darah dan kekerasan). Tidak salah, sih. Dilabeli sadis sekalipun, SnK tidak menampilkan kesadisan yang hanya mengumbar pembunuhan brutal tanpa arti. Ya, tidak seperti judul lain yang membunuhi para tokohnya—baik lakon maupun musuh—secara brutal, tetapi di luar peristiwa itu tidak kelihatan dampak dari kengerian yang telah terjadi. Di SnK, seperti yang kusebutkan di atas, kengerian bisa berdampak pada psikologi tokoh-tokohnya, terlepas mereka pelaku atau korban atau sekadar saksi dari suatu kekejaman.
lautankata.com
Ke-realistis-an juga digambarkan dengan baik dalam adegan pertempurannya—maksudku pertempuran yang melibatkan dua pasukan (orang banyak) alias perang. Realistis dalam artian masuk akal, sesuai logika. Ada beberapa judul besar yang adegan perangnya bikin aku mengernyitkan dahi bahkan sampai berseru: alamak! Mau kelihatan keren jatuhnya malah jadi norak. Sementara SnK tidaklah demikian. Setiap adegan pertempurannya masuk di akal, baik aksinya maupun siasatnya, sehingga akan membuat kalian terpukau sampai bilang و dan berlanjut mengharu biru ketika pertempuran mencapai babak akhir. Aksi-aksi individu dalam suatu pertarungan juga tidak kalah ciamik meski tidak ada jurus-jurus. Tengoklah aksi Paman Cebol (Levi Ackerman) dalam mencincang Kemono no Kyojin alias Titan Binatang.
Operasi perebutan kembali Wall Maria adalah salah satu pertempuran paling epik yang pernah kutemukan di jagat manga-anime. (Foto: dokumen pribadi)
Bukan hanya lakon saja yang punya siasat, musuh pun telah siap. (Foto: dokumen pribadi)
Dan Komandan Erwin pun menyiapkan siasat untuk lepas dari kepungan musuh sekaligus melakukan serangan balik.
Dan siasat itu adalah serangan pengalihan dengan pengorbanan diri, termasuk diri sang komandan.
Walau komandan telah jatuh, walau tahu yang disongsong adalah maut, prajurit yang tersisa terus maju, hingga menyusul gugur sang komandan.
Dan seluruh pengorbanan itu terbayar tuntas dengan keberhasilan Kapten Levi mencapai musuh. "Sepertinya kau sedang bersenang-senang, ya?" kata Levi yang dilanjut dengan mencincang si Binatang.
Oke, cukup itu saja bicara soal cerita. Sekarang kita bahas seninya.
lautankata.com
Gaya gambar Isayama Hajime tidaklah seperti gaya kebanyakan manga Jepang. Gayanya menurutku mendekati realistis dengan goresan-goresan yang terkesan kasar, tapi justru di situlah letak "nyeni"-nya. Gaya ini menyegarkan mata dari kejenuhan gaya kebanyakan yang serba mata belok. Pendek kata, aku suka gaya gambar yang seperti ini.
Lihat. Gambar para tokohnya tidak se-"cantik" manga kebanyakan, bukan? (Foto: dokumen pribadi)
Masih terkait gambar, yaitu paneling atau pembagian panel. Ini terkait manganya. Panel-panel SnK sederhana. Jarang ada gambar tokoh atau adegan yang keluar dari kotak. Semua gambar berada dalam batas kotak panel sehingga tidak membingungkan ketika dibaca. Sekali lagi, aku suka gaya yang seperti ini.
lautankata.com
Sementara untuk adaptasi anime-nya, desain karakternya agak lebih belok dari versi manganya.
Lihat, betapa beloknya mata Ratu Historia!
Selain itu tidak ada yang perlu dikritisi (animasinya mulus dengan warna jingga yang khas mendominasi penggambaran dunianya, sementara alur cerita versi anime-nya mengikuti manga aslinya seperti yang sudah kusebutkan di atas). Oh, ya, soundtrack anime-nya perlu diapresiasi lebih. Sangat bagus. Track seperti "Rittai Kidou" yang begitu epik harusnya bisa lebih populer karena nadanya begitu ikonis. Sementara track yang paling kusuka adalah "counter.attack-mankind" yang syahdu menggebu-gebu. Secara keseluruhan aku menyukai soundtrack-nya. Sangat suka malahan. Dan aku jadi menggemari karya-karya komponisnya, Sawano Hiroyuki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah yang santun dan sesuai dengan isi tulisan.