Tulisan-tulisan yang ada di dalam blog ini dibuat dengan bersusah payah. Hargailah dengan TIDAK meng-COPY/PASTE.

Kamis, 31 Maret 2016

[Opini] Kurangi Rokok, Perbanyak Miras!

Ilustrasi
Opini oleh Jannu A. Bordineo

 Beberapa tahun ini pemerintah lagi gencar-gencarnya kampanye antirokok. Mulai dari tulisan peringatan pada bungkus rokok, lalu ditambah gambar-gambar mengerikan, hingga tertimoni para penderita penyakit, yang katanya, akibat merokok. Ini langkah bagus dari pemerintah yang sepertinya mulai peduli terhadap kesehatan rakyatnya dengan mendorong gaya hidup sehat.
lautankata.com
Lalu ditengah-tengah gencarnya iklan antirokok, saya membaca beberapa berita mengenai kelegalan miras/minuman keras. Dan sebagai seseorang yang biasa membaca beberapa teori konspirasi, pikiran saya dengan serta-merta bekerja seperti pikiran para penganut teori itu, menghubung-hubungkan dua hal ini.

Apakah ini sebuah upaya untuk menghancurkan industri rokok dalam negeri (yang menyumbangkan pendapatan dan lapangan pekerjaan yang begitu besar, di samping bahan baku yang bisa dipenuhi di dalam negeri) untuk kemudian diganti dengan industri minuman keras?
lautankata.com
Saya tidak bisa tidak berpikir demikian mengingat hedonisme dan gaya hidup ala barat semakin membudaya di kalangan muda mudi Indonesia. Dan salah satunya adalah budaya minum minuman keras, apa pun jenisnya.

Walau bagaimanapun minum miras bagi orang barat saat kumpul-kumpul bareng teman adalah hal wajar, sewajar kebiasaan orang Indonesia kalau kumpul pasti mengepul. Hanya saja, melihat perkembangan sekarang, saya kok merasa adanya perubahan, atau upaya merubah, kebiasaan merokok menjadi minum miras.

Saya bukan perokok, bukan pula peminum. Saya tidak pernah mempermasalahkan orang merokok selama sesuai dengan situasi dan kondisi. Tetapi saya menganggap orang yang mabuk-mabukan adalah masalah, apa pun situasi dan kondisinya.
lautankata.com
Rokok dan miras sama-sama berbahaya bagi kesehatan. Namun miras punya satu bahaya yang tidak dipunyai rokok dan justru menjadi bahaya terbesarnya, yaitu dapat merusak pikiran. Lihatlah orang yang minum miras sampai teler, mereka tak ubahnya orang gila.

Jika merokok membunuhmu, maka miras membunuhmu dua kali. Pertama, membunuh pikiranmu, lalu membunuh tubuhmu. Ingat lagu Oplosan yang tenar beberapa waktu yang lalu? Liriknya kurang lebih menggambarkan hal ini.

Satu bahaya rokok yang sering digaungkan oleh pegiat antirokok: asap rokok tidak hanya memengaruhi si perokok, tetapi juga memengaruhi orang di sekitarnya terutama anak-anak—aku tidak akan menyangkalnya. Sementara miras, memang tidak memengaruhi orang lain selama tidak ikut meneguknya. Akan tetapi, hilangnya pikiran peminum yang sudah teler menimbulkan bahaya tersendiri bagi orang di sekitarnya. Kecelakaan di jalan misalnya.
lautankata.com
Saya tidak pernah mendengar ada kecelakaan yang disebabkan oleh orang yang berkendara sambil merokok. Paling-paling hanya bikin orang lain kelilipan. Namun bila peminum yang sudah teler berkendara, suatu keajaiban kalau cuma dirinya yang celaka.

Miras juga bisa membuat sesama teman saling bacok, jika sudah sama-sama teler. Sementara rokok tidak demikian.

Dengan tulisan ini bukan berarti saya membela para perokok. Saya hanya merasa heran, di saat tekanan terhadap rokok semakin gencar, keberadaan miras malah adem ayem saja. Paling-paling hanya kampanye untuk tidak minum miras oplosan.

Kenapa tidak dilarang saja kedua-duanya? Atau pemerintah mau mendorong rakyatnya untuk mengikuti gaya hidup sehat ala barat, tidak merokok tetapi mengonsumsi miras?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah yang santun dan sesuai dengan isi tulisan.