Tulisan-tulisan yang ada di dalam blog ini dibuat dengan bersusah payah. Hargailah dengan TIDAK meng-COPY/PASTE.

Kamis, 22 April 2010

KISAHKU

Perkenalkan, namaku Yovi. Seorang yang pernah merasakan manis dan pahitnya hidup ini.
Berikut adalah kisah yang ingin ku bagi kepadamu.

Kisahku ini berawal ketika aku baru saja memasuki jenjang sekolah menengah pertama. Aku baru pulang sekolah, sampai akhirnya ku sadari ada yang aneh di rumahku. Tampak ramai sekali. Aku bergegas memasuki rumah. Di dalam, tampak sanak saudaraku berkumpul semua. Aku bingung. Salah seorang pamanku mendekatiku. Dia memintaku untuk tabah. Aku tak mengerti apa yang di maksud olehnya. Kemudian dia membisikkan sesuatu di telingaku.
LautanKata
Pemakaman semakin sepi. Aku berdiri tak bergerak di samping kuburan orang tuaku, seakan terpaku. Kau mungking sudah menduga apa yang terjadi. Apa yang dibisikkan pamanku adalah perihal kecelakaan maut yang menimpa orangtuaku. Kini aku sebatang kara. Mungkin tidak. Tapi, itulah yang sekarang ku yakini bahwa aku sebatang kara.
Ok, kembali ke cerita!

Setelah kematian kedua orangtuaku, aku tinggal bersama salah seorang pamanku dan istrinya juga seorang anaknya. Awalnya aku anggap baik. Tulus menyayangiku seperti anaknya. Tapi, itu tak berlangsung lama. Seiring berjalannya waktu, tabir kebenaran mulai tersingkap. Kasih sayang mereka hanya berupa materi. Secara perlakuan, tampak sakali aku hanya menjadi pelampiasan mereka. Selalu dianggap salah, meski yang ku lakukan adalah hal yang benar.
LautanKata
Sebagai manusia biasa, lama-lama aku juga tidak tahan akan perlakuan mereka. Tapi aku tak punya pilihan. Seberapa sakitnya hati ini, aku tak bisa apa-apa selain menjalaninya saja. Selama lima tahun tinggal bersama mereka, kejenuhan selalu ku rasakan. Rindu akan kasih sayang yang sebenarnya.

Akhirnya, setelah aku menamatkan pendidikan SMA, aku hijrah kesalah satu kota besar di negeri ini. Meneruskan pendidikanku ke jenjang perguruan tinggi. Karena aku memutus kontak dengan keluargaku, aku harus bekerja paruh waktu untuk membiayai kuliahku dan juga kebutuhanku sehari-hari. Siang hari kuliah, malam harus bekerja sampai dini hari. Begitu berat rasanya melalukannya. Tapi disaat itulah, saat lima tahun di perguruan tinggi, aku merasakan kebebasan yang telah lama terrenggut dariku. Merasakan arti hidup yang sebenarnya.

Setelah selesai kuliah, aku beruntung bisa bekerja di sebuah perusahaan nasional terkemuka. Tapi, setelah empat tahun, aku mengundurkan diri dari tempatku bekerja dan memulai berwirausaha. Keputusanku ini sepertinya ngawur, karena aku telah mendapatkan jabatan penting diperusahaan. Tapi keinginanku untuk berusaha sendiri lebih besar. Apa lagi aku telah mempunyai cukup modal.
LautanKata
Akhirnya, keputusanku untuk berwirausa membuahkan hasil. Usaha yang ku rintis maju pesat. Meski ini semua ku lalui dengan susah payah dan pengorbanan yang besar. Dan sekarang, setelah sepuluh tahun sejak aku meninggalkan kampung halamanku, rumah pamanku, aku kembali sebagai orang yang berhasil.
Kenapa aku harus kembali? Meskipun perlakuan yang mereka lakukan padaku pernah membuatku sengsara, setidak-tidaknya aku telah berhutang budi pada mereka. Dan aku tak akan mengingkari untuk membalas budi mereka.

Cerpen oleh Jannu A. Bordineo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah yang santun dan sesuai dengan isi tulisan.