Tulisan-tulisan yang ada di dalam blog ini dibuat dengan bersusah payah. Hargailah dengan TIDAK meng-COPY/PASTE.

Selasa, 20 April 2010

KESALAHAN SBY DALAM MEMILIH MENTERI

Ada sedikit ganjalan di hati, ketika presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengumumkan menteri-menteri dalam kabinetnya. Kesalahan yang mungkin sangat mendasar. Tapi, berpengaruh besar terhadap kinerja kepemimpinan SBY. Kesalahan yang mungkin juga dilakukan oleh semua presiden Indonesia.

Berikut ini adalah kesalahan presiden SBY dalam memilih menteri:
LautanKata
1. Memilih menteri dari kuota/jatah
Ini dia yang paling fatal. Dengan memberikan jatah menteri kepada tiap partai koalisinya yang jumlah kuotanya berbeda, akan menimbulkan keirian dari partai yang menerima kuota sedikit maupun yang tidak mendapat kuota. Memang benar, jika alasannya untuk menstabilkan politik Indonesia. Tapi, pada akhirnya akan mengorbankan profesionalitas para menteri, karena jabatan yang diemban oleh menteri yang dari kuota belum tentu sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
LautanKata
2. Memilih menteri tidak sesuai dengan kemampuannya
Inilah dampak dari pemberian kuota untuk jabatan menteri. Para pembantu presiden ini bisa saja bekerja secara tidak maksimal karena jabatannya tidak sesuai dengan kemampuannya. Benar adanya istilah "segala sesuatu serahkan pada ahlinya". Karena segala persoalan akan selesai dengan baik jika diselesaikan oleh orang yang memiliki kemampuan sesuai dengan masalah tersebut. Demikian pula halnya dalam memilih menteri. Tidak ada salahnyakan, semisal jabatan menteri perhutanan di jabat oleh seorang polisi hutan maupun pensiunannya. Toh, mereka juga yang paling mengerti kondisi hutan kita dan hal apa saja yang diperlukan untuk melestarikan hutan kita.
LautanKata
Jadi, tidak ada salahnya jika memilih menteri sesuai dengan kemampuannya tanpa memandang latar belakang politiknya, entah dia orang terkenal dan berpengaruh atau masyarakat biasa. Ini demi peningkatan  kinerja pejabat pemerintah yang pada akhirnya akan memakmurkan bangsa ini juga.

Oleh Jannu A. Bordineo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah yang santun dan sesuai dengan isi tulisan.