Tulisan-tulisan yang ada di dalam blog ini dibuat dengan bersusah payah. Hargailah dengan TIDAK meng-COPY/PASTE.

Selasa, 29 Desember 2009

LIBURAN (part 2 of 3)

Anto dan Adul yang sedang berjalan menuju ke kebun berpapasan dengan Dadung yang tergesa-gesa.
"Mau kemana, Dung?" Tanya Adul.
"Mau ikut Parmin. Mengambil madu di hutan," jawab Dadung singkat tanpa menghentikan langkahnya.
Anto dan Adul berbalik dan menyusul Dadung.
"Boleh kami ikut?" Tanya Anto.
"Kenapa tidak?" Dadung memandang kedua temannya. "Tapi..."
"Tapi apa, Dung?" Tanya Adul penasaran.
"Tapi, resiko ditanggung sendiri," kata Dadung dan kemudian dia tertawa.
Anto dan Adul berpandangan. Tak mengerti.
LautanKata
Mereka berjalan menuju utara desa. Di pinggir hutan terlihat Parmin yang sepertinya sudah lama menunggu.
"Lho! Kenapa kalian ikut?"
"Tak apa, Min! Banyak orang lebih bagus!" Ujar Dadung.
"Okelah kalo begitu."

Mereka segera masuk ke dalam hutan. Hutan di utara desa luas dan masih lebat. Banyak sekali hewan liar yang di tempat lain mungkin sudah tidak ada.
Parmin menjadi pemandu mereka. Dialah yang paling tahu seluk beluk hutan ini. Dan kemarin ketika dia mencari buah yang tumbuh liar di hutan, dia menjumpai sarang lebah madu. Sekarang dia bermaksut mengambil madunya dengan mengajak Dadung. Tapi ternyata Anto dan Adul juga ikut serta.

Perjalanan mereka terhambat oleh tebing yang cukup tinggi.
"Jalannya buntu," keluh Dadung.
"Tidak!" Seru Parmin. "Dibalik tebing ini ada sarang lebah madu."
Parmin berjalan mengitari tebing itu. Ketiga temannya mengikuti dari belakang.

Di balik tebing memang ada sarang lebah madu. Tepatnya berada di pohon yang rantingnya condong ke sisi tebing.
"Kau tidak berpikir untuk memanjatnya, kan?" Tanya Adul. Untuk urusan panjat memanjat, dia menyerah.
"Kalian tunggu saja disini. Biar aku saja yang mengambil," kata Parmin sambil membakar ranting yang masih basah sehingga menghasilkan asap yang tebal. Parmin membawanya sambil memanjat tebing. Cekatan sekali dia, seperti sudah terbiasa. Dari tebing, Parmin mengasapi sarang lebah madu itu. Membuat penghuninya berhamburan keluar. Di ambilnya sarang itu dan menjatuhkannya. Di bawah, ketiga temannya sudah bersiap dan segera memasukkan sarang itu ke kantung plastik besar yang di bawa Dadung. Tak di sangka, berat juga sarang itu. Rupanya berisi madu yang sangat banyak.
LautanKata
Parmin segera turun dari tebing. Dia melihat hasilnya dan tersenyum puas.
Tapi kepuasannya sepertinya harus ditunda dahulu. Asap yang dipakai tadi tidak cukup lama untuk membius lebah-lebah itu. Malah memancing kemarahannya. Segera saja kawanan lebah itu berkumpul dan tak perlu waktu lama untuk mengetahui siapa yang mengambil sarangnya.

Parmin yang tahu lebih dahulu, menyambar kantung plastik yang di bawa Dadung.
"Lari...!!!" Teriaknya.
Anto, Adul dan Dadung yang juga sudah tahu segera saja lari mengikuti Parmin.

Parmin berlari menuju sebuah telaga kecil di hutan itu. Yang lain, hanya mengikuti. Tanpa berhenti dia langsung melompat masuk kedalam telaga, di ikuti pula teman-temannya. Parmin menginstruksikan temannya untuk menyelam sampai ke sisi lain telaga untuk menghindari lebah-lebah itu, sebelum dirinya sendiri menyelam.

Untung telaga itu kecil. Jadi satu tarikan nafas sudah cukup untuk menyelam ke sisi lainnya. Dari pinggir telaga, di sisi lain, mereka melihat lebah-lebah itu masih berputar-putar di atas telaga. Mengira musuh mereka masih berada di dalam air.
Keempat anak itu langsung berjalan menuju desa sebelum lebah itu sadar yang di cari tidak ada di dalam air.
LautanKata
Di rumahnya Parmin, mereka memeras sarang lebah untuk mendapatkan madunya. Lumayan juga. Dapat 4 botol berukuran satu liter. Jadi masing-masing mendapat satu botol, sedangkan sarangnya diambil Parmin untuk makanan burung merpatinya.

Kegiatan kedua di liburan kali ini membuahkan hasil juga, meski mereka kelelahan karena dikejar-kejar oleh lebah.

(part 1, part 3)

Cerpen oleh Jannu A. Bordineo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah yang santun dan sesuai dengan isi tulisan.