Tulisan-tulisan yang ada di dalam blog ini dibuat dengan bersusah payah. Hargailah dengan TIDAK meng-COPY/PASTE.

Minggu, 14 Maret 2021

Mari Merangkul Sepi - Ulasan Selayang Pandang Wonder Egg Priority

Ilustrasi "Telur Ajaib".

Mari Merangkul Sepi - Ulasan Selayang Pandang Wonder Egg Priority

Oleh Jannu A. Bordineo

Menonton WEP (Wonder Egg Priority) mengingatkanku pada Monogatari Series: suasana semestanya yang sepi.

Di Monogatari Series, sepi hadir seiring dengan minimnya keberadaan orang dalam anime tersebut. Sutradara/animator sama sekali tidak menghadirkan figuran pengisi latar. Praktis hanya para tokoh utamanya saja yang ditampilkan. Gaya penggarapan yang seperti ini memberi kekhasan tersendiri pada Monogatari Series. Suasana yang sepi pada gilirannya memperkuat pengungkapan rasa para tokohnya, sehingga meninggalkan kesan yang kuat pada para penonton. lautankata.com

Sementara di WEP, suasana yang sepi hadir begitu keempat gadis kita memasuki dunia yang hanya bisa dimasuki oleh mereka: Dunia Telur. Aku pikir menghadirkan dunia yang sepi sangat cocok dengan tema utama seri ini.

Seperti yang kubilang di awal, sepi menguatkan rasa; rasa berhubungan dengan jiwa; jiwa tak lain adalah mental, psikologi; tema utama WEP. lautankata.com

Selain suasananya yang mendukung, usia para tokohnya juga pas menurutku. Usia sekolah menengah. Usia remaja. Usia pematangan mental manusia menuju dunia dewasa. Atau dalam sudut pandang lain: usia ketika kita semakin bersinggungan dengan keberengsekan dunia, keberengsekan masyarakat, terutama masyarakat dewasa.

Untukmu yang sudah menonton Monogatari Series, barangkali sudah tahu bahwa salah satu yang memicu perubahan watak si Araragi adalah keberengsekan orang dewasa (gurunya sendiri). Kejadian di masa lalunya itu pada akhirnya meninggalkan trauma pada diri Araragi. Trauma yang membuat dia mulai "nakal", membuat dia menghindari hubungan sosial, dan bahkan membuatnya kehilangan kepercayaan pada masyarakat, kepada manusia. Traumanya itu pada akhirnya memunculkan keganjilan (istilah di Monogatari Series untuk makhluk/peristiwa gaib), seperti halnya keganjilan lain yang menimpa teman-temannya yang juga muncul akibat trauma atau permasalahan yang memengaruhi psikologi mereka. lautankata.com

Di WEP, keberengsekan masyarakat juga yang menyeret keempat gadis kita masuk ke dalam Dunia Telur. Di sana pun mereka harus mengurusi gadis lain yang semasa hidupnya juga mengalami masalah mental sebagai imbas dari terpapar keberengsekan masyarakat.

Masalah kesehatan mental di usia remaja. Sesuatu yang mungkin masih jarang diangkat di pembicaraan umum, mengingat masa remaja (hampir) selalu diidentikkan dengan masa-masa yang penuh warna, berkilauan (masa-masa paling indah, masa-masa di sekolah, ha?). Namun, bukankah semakin terang kemilaunya, semakin pekat pula bayangan yang dihasilkan? Khalayak ramai, terutama golongan tua, sudah tidak bisa lagi berpandangan "halah, anak ingusan tahu apa?" sebab, remaja pun sudah mulai mengerti dunia, sembari juga memiliki permasalahannya sendiri. lautankata.com

Dengan tema yang sejatinya berat, WEP sudah punya bekal yang cukup untuk menghadirkan cerita yang dalam dan penuh makna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah yang santun dan sesuai dengan isi tulisan.