Tulisan-tulisan yang ada di dalam blog ini dibuat dengan bersusah payah. Hargailah dengan TIDAK meng-COPY/PASTE.

Minggu, 22 Juni 2014

[Resensi Buku] Petualangan Seru Mencari Kaki Langit


Judul: Sang Penunggang Naga (Drachenreiter)
Pengarang: Cornelia Funke
Penerjemah: Hendarto Setiadi
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun: April 2009
Tebal: 416 hlm
ISBN: 9789792244809
lautankata.com
Resensi oleh Jannu A. Bordineo

Buku ini bercerita tentang petualangan Lung, seekor naga muda yang mencari Kaki Langit, tempat asal para naga, karena tempat tinggalnya yang sekarang diusik manusia. Dia ditemani Bulubelerang si gadis goblin dan, menyusul kemudian, seorang bocah laki-laki gelandangan bernama Ben.

Ada satu hal yang sangat mengganjal selama membaca buku ini, yang membuat saya tidak bisa begitu saja menikmati isi cerita. Kaki Langit, tempat asal para naga, diceritakan berada di Pegunungan Himalaya, Asia. Sementara itu, Lung tinggal di Lembah Naga di Eropa (Skotlandia). Dan yang membuat saya mengernyitkan dahi, dan bertanya-tanya, selama membaca buku ini adalah penggambaran bentuk Lung yang menyerupai naga Eropa. Bertolak belakang dengan asal usul kaumnya yang berasal dari Himalaya di Asia.
lautankata.com
Yang saya tahu, naga Asia dan naga Eropa berbeda. Naga Asia bentuk dasarnya adalah ular raksasa(ada yang berkaki dan ada yang bisa terbang meski tanpa sayap). Sementara itu, Naga Eropa adalah kadal besar bersayap. Dan juga, jika naga Eropa selalu diposisikan sebagai monster jahat, naga Asia dimuliakan dan dianggap pembawa hal-hal baik. Penulisnya sendiri secara gamblang mengatakan perbedaan perlakuan ini di dalam cerita.

Okelah jika pada awalnya novel ini dikhususkan untuk anak-anak Eropa sana. Tapi kan pada akhirnya tak hanya anak Eropa saja yang membaca buku ini.

Halah, ini kan novel anak, yang membaca tanpa memedulikan hal ini. Memang sih, tapikan ini seperti “racun”. Bisa saja suatu saat anak-anak tahunya naga, ya, seperti naga Eropa saja. Terlebih, ekspansi budaya barat (film, buku) tak diimbangi dengan muatan lokal berisi naga Asia.
lautankata.com
Terlepas dari hal itu, buku ini sangat mengasyikkan. Ceritanya seru, dengan bab-bab pendek yang tidak membosankan. Terjemahannya juga bagus, mudah dimengerti dan tidak lebay seperti novel roman terjemahan. Mengkin ini karena ini novel untuk anak-anak. Tapi tenang saja,  orang dewasa tidak akan menemui kendala berarti selama membaca buku ini, karena buku ini tak seekspesif/terlalu kenak-kanakan seperti buku serupa, How to Train Your Dragon, yang saya baca sebelumnya.

Di satu titik, saya merasa gaya bahasa buku ini mirip dengan novel-novel klasik Indonesia yang jadi bacaan saya di zaman SD dulu. Dan ini menjadi nilai lebih.

Ilustrasi-ilustrasi dalam buku ini juga menjadi nilai lebih lainnya. Dan sangat membantu imajinasi para pembaca.
lautankata.com
Oh, ya. Saya sempat terkecoh karena mengira Lung sang naga adalah tokoh sentralnya. Belakangan baru saya sadar, Ben Sang Penunggang Nagalah yang menjadi tokoh sentralnya. Ini karena saya tidak memperhatikan judul bahasa Indonesianya. Maklum, buku pinjaman.

Akhir kata, dan tanpa memedulikan hal yang saya permasalahkan di atas, buku ini layak dikoleksi.

2 komentar:

  1. BTW, aku baca di profilmu, tertulis industri penerbitan? maksudnya apa sob? ente nerbitin buku ya?
    atau penerbitan yg lain?

    diliat dari sampulnya sih bagus juga, pasti fantasi ya sob? oke sip, mksh resensinya

    BalasHapus
    Balasan
    1. karena saya suka dengan dunia perbukuan, makanya saya tulis industri penerbitan. kedepannya memang mau punya usaha penerbitan juga sih.

      selain itu, penerbitan kan publikasi. dan itu artinya blog juga termasuk industri penerbitan.

      iya. itu cerita fantasi.

      Hapus

Berkomentarlah yang santun dan sesuai dengan isi tulisan.